Memaknai Idul Adha Berkurban Sebagai Tradisi Hari Raya

Memaknai Idul Adha, Berkurban Sebagai Tradisi Hari Raya
Oleh : Hasanah Purnamasari, S.H.I, M.Ag
Dosen Ekonomi Syariah STAI Kupang
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Berkurban merupakan tradisi hari raya Idul Adha yang bermula dari pengorbanan nabi Ibrahim as.
Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim as diperintahkan Allah SWT untuk mengorbankan putranya yaitu Nabi Ismail as.
Dengan penuh keyakinan, Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah SWT sebagai bentuk iman dan ketaqwaan seorang hamba kepada Rabbnya.
Selain bermakna bentuk pengorbanan seorang hamba kepada Rabbnya dengan totalitas ketaatan dan keikhlasan hati, Idul Adha (hari raya kurban) merupakan kesinambungan jalan kesalehan dari Idul Fitri.
Jika Idul Fitri dinilai sebagai manifestasi kemenangan manusia atas nafsu, maka Idul Adha merupakan manifestasi dari ketulusan berkorban, kerendahan hati untuk melakukan refleksi historis dalam mengenang dan memaknai pengorbanan Nabi Ibrahim as dan putranya, Ismail as.
Baca juga: Bacaan Niat Mandi Wajib Sebelum Sholat Idul Adha 2021, Begini Tata Caranya bagi Wanita dan Pria
[embedded content]Kendati demikian, masih banyak yang memaknai Idul Adha hanya sebagai ritual untuk mengikuti perbuatan Nabi Ibrahim as semata, padahal inti ritual tersebut ialah niat, keimanan dan ketaqwaan ketika memberikan kurban.
Kurban yang diberikan atau dilakukan atas dasar kemurnian cinta kepada Allah SWT itulah sebaik-baiknya pengorbanan dan pengabdian.
Sebagaimana yang temaktub dalam QS.Al-Hajj ayat 37: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan yang dapat mencapainya.†Sebaliknya tanpa karena Allah SWT atau didasari takabbur dan riya kepada sekitarnya serta berharap pujian manusia, maka pengorbanan menjadi hampa dan sia-sia.
0 Response to "Memaknai Idul Adha Berkurban Sebagai Tradisi Hari Raya"
Post a Comment