Prediksi Bos BCA Hanya Ada 3 Bank Digital Besar di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini bank digital telah menjadi tren di beberapa negara di dunia. Namun Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan hanya akan ada tiga bank digital di Indonesia.
Jahja menyebutkan di era liberalisasi perbankan swasta tahun 1988, mantan menteri keuangan JB Sumarlin melakukan pembebasan perizinan bank dan membuat tahun 1900-an Indonesia memiliki sebanyak 200 bank. Namun akhirnya jumlah itu menurun tajam saat krisis moneter menghantam Indonesia tahun 1998.
"Awal tahun 1990, kita punya 200 bank lebih, apa yang terjadi 1998, secara alam terfilterisasi, sehingga sekarang mungkin bank-bank besar 7-8 bank sudah menguasai sekitar 60-70% dari market share. Jadi, bank digital juga demikian saya pikir, hanya tiga yang punya kemampuan untuk berlanjut," jelasnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di program Money Talks, dikutip Rabu (11/8/2021).
Di beberapa negara dunia pun bank digital yang saat ini dikatakan berhasil bisa dihitung dengan jari. Jahja mencontohkan Korea Selatan yang memiliki pendapatan per kapita mencapai US$33,790 tahun 2019 lalu, sekarang hanya memiliki satu bank digital dan sudah mencatatkan keuntungan yaitu KakaoBank.
"Di Jepang ada Rakuten, income perkapita tinggi sekali tapi hanya ada 1-2 bank yang berhasil. Thailand, ada satu. Artinya, di setiap negara, at the end of the day (pada akhirnya), itu enggak akan lebih dari tiga, menurut saya," kata Jahja.
Menurut Jahja, tren bank digital adalah sebuah keniscayaan khususnya dengan perubahan gaya hidup generasi muda saat ini. Kelompok usia tersebut menginginkan layanan perbankan yang mudah serta instan.
Dengan fakta tersebut lahirlah sejumlah bank digital di Indonesia. BCA pun memiliki bank digital sendiri yang juga berfokus pada segmen anak muda.
"Memang kaum milenial ini ingin yang instan, ini terpenuhi dengan munculnya nama-nama bank dengan predikat digital," ungkap Jahja.
Ke depannya, Jahja menjelaskan bank digital BCA akan disiapkan untuk melantai di bursa saham. Ini harus teruji secara fundamental agar menarik bagi para investor.
"Namanya investasi dalam saham, ini bicara jangka panjang, enggak bicara sebulan-dua bulan, setahun dua tahun, tapi akan forever (selamanya). Nah, ujung-ujungnya kalau sudah forever, ya performance (kinerja)," kata Jahja.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
0 Response to "Prediksi Bos BCA Hanya Ada 3 Bank Digital Besar di RI"
Post a Comment