TTD untuk Cegah Remaja Putri Anemia

BANDA ACEH - Anemia adalah bentuk kekurangan gizi mikro yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, satu dari empat remaja putri di Indonesia menderita anemia.

Anemia pada remaja akan berdampak pada kondisi kesehatannya saat ini dan masa depan remaja tersebut. Misal, terganggunya perkembangan fisik dan mental, menurunnya konsentrasi, daya tahan tubuh yang lebih lemah, sehingga mudah terinfeksi dan terserang berbagai penyakit serta meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada saat kehamilan.

Remaja rentan mengalami anemia dikarenakan terjadinya peningkatan kebutuhan zat besi yang disebabkan oleh pertumbuhan, menstruasi, serta pembatasan konsumsi makan yang dapat berdampak pada penurunan aktivitas fisik.

Remaja dengan gejala anemia biasanya mengalami kondisi 5L (lemah, lesu, letih, lengah, dan lalai), di samping tak bisa berkonsentrasi, prestasi belajar dan kinerjanya menurun, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan stunting.  Hal ini disampaikan dalam talkshow Merayakan Hari Anak Nasional bertajuk Gerakan CERIA (Cegah Anemia Remaja Indonesia di Aceh) yang dilaksanakan di Studio Radio Serambi FM, Sabtu (31/7/2021) petang.

Talkshow tersebut terselenggara atas kerja sama Dinas Kesehatan Aceh, UNICEF Perwakilan Aceh, LSM Flower Aceh, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan Nutrition Education Volunteer (NEVO). Talkshow ini merupakan lanjutan dari Gerakan CERIA yang pada pagi hari telah diluncurkan oleh Pemerintah Aceh bersama UNICEF yang diresmikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dr Dyah Erti Idawati MT melalui webinar bertajuk yang sama.

Dalam talkshow interaktif satu jam itu penyelenggara mengundang tiga narsumber. Masing-masing dr Dara Juliana MKes (Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Aceh), Dr Ns Wirda Hayati MKep SpKom (Ketua Pokja IV TP PKK Aceh), dan  M Chairul Saleh SAg (Assesor Tim Penggerak Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah/UKSM Aceh). Talkshow ini dipandu oleh host, Tya Andalusia dari Radio Serambi FM.

Menurut dr Dara, gizi yang tidak seimbang dapat memengaruhi kadar hemoglobin seseorang. Hemoglobin ini fungsinya sangat vital, yakni mengangkut/mengalirkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika hemoglobin kurang, berarti seseorang akan kekurangan aliran oksigen ke darahnya dan hal itu dapat berakibat kekurangan darah (anemia).

Orang yang mengalami anemia biasanya akan lemas, lesu, dan tidak fokus atau tak bisa konsentrasi. Gejala ini akan lebih kompleks pada remaja yang memasuki fase menstruasi pertama, biasanya pada usia 12-16 tahun. “Itu karena saat menstruasi banyak darah yang keluar,” kata dr Dara.

Sebagai solusi, Dara merekomendasikan agar remaja membiasakan diri minum tablet tambah darah (TTD). Sebenarnya ini adalah program resmi pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan bekerja sama dengan sekolah, di mana remaja putri akan minum TTD bersama di sekolah.

Namun, di masa pandemi ini, dan kegiatan belajar jarak jauh, caranya menjadi berbeda. "Tablet ini bisa didapatkan gratis di dinas kesehatan dan puskesmas, atau dibeli di apotek, dapat juga dibagikan melalui posyandu remaja di gampong masing-masing,” terang Dara.(dik)

0 Response to "TTD untuk Cegah Remaja Putri Anemia"

Post a Comment